UMNO dan DAP sudah masuk tahap meloyakan. Jika kepala aku yang dipijak, aku masih boleh bersabar. Namun jika hukum Agama aku diinjak, akan aku haramkan diriku menyokong kalian untuk menjadi pemerintah.
Muka-muka dibawah, tidak pernah merasa dukacita dan kesusahan sebagaimana kita. Tidak pernah kecewa apabila minyak masak tiada di rak kedai runcit mahupun di rak Hypermarket. Tidak pernah merasa susah hati apabila gula kehabisan tatkala mahu menjamu tetamu. Mereka hanyut di alam ini dan lemas di dalam kemewahan.
Mereka tidak layak menjadi Khalifah (bagi yang Islam). Mereka cuma layak menjadi Raja Parsi atau Rom. Mereka amat jauh jika mahu disamakan dengan Khalifah Umar. Fuhh...jauh sangat! Macam Planet Pluto dengan Planet Utarid!
Tidakkah mereka pernah mendengar dalam sahih bahwa Nabi s.a.w bersabda: "Nanti pada hari kiamat akan didatangkan penghuni dunia yang paling banyak merasakan nikmat -yang dia penghuni neraka-, kemudian dia dicelupkan ke dalam neraka sekali celup kemudian Allah berkata kepadanya: Hai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kenikmatan walau sedikit? Apakah engkau pernah melihat kenikmatan walau sedikit? Dia menjawab: Tidak, demi Allah. Dan akan didatangkan penghuni dunia yang paling sengsara -tapi penghuni surga-, kemudian dia dicelupkan sekali celup ke dalam syurga kemudian Allah berkata: Hai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kesengsaraan walau sekali? Pernahkah engkau merasakan kesengsaraan walau sedikit. Dia berkata: Tidak pernah, demi Allah."
Semoga Allah masih berlembut dengan negara kita.







"The punishmen
ts for these offences are flogging 100 times for intercour
se
between an unmarried couple, stoning to death for adultery, amputation
of hand for theft, death for apostasy, flogging 40 times for alcohol
consumption, flogging 80 times for false accusation of adultery and
death by sword or crucifixion for highway robbery.”
Karpal
also said the fear among non-Muslims that the implementation of hudud
law was a step forward in the creation of an Islamic state was justified
-
Karpal Sigh 23 Sept. 2011
No comments:
Post a Comment